TULUNGAGUNG, intensinews.com – Guna mencapai target 80 persen peserta didiknya siap kerja dan dapat bekerja di perusahaan nasional sebelum kelulusan dan tercapai target 100 persen sesudah lulus. SMKN 1 Rejotangan memaksimalkan program Pusat Pengembangan Karir Siswa (PPKS), dan penguatan peran Bursa Kerja Khusus (BKK).
Kepala SMKN 1 Rejotangan, Drs. Masrur Hanafi MM mengungkapkan, SMKN 1 Rejotangan mulai dari 2019 hingga 2023 menjadi SMK Pusat Unggulan dan dengan memaksimalkan program PPKS dan penguatan peran BKK diharapkan kedepan SMK 1 Rejotangan dapat menciptakan lulusan yang berkualitas dan siap bekerja di perusahaan nasional.
“Dengan begitu, SMKN 1 Rejotangan siap bersaing dengan SMK se Karesidenan Kediri,” ungkap Masrur Hanafi, Senin (4/9/2023).
Dijelaskannya, Pusat Pengembangan Karir Siswa (PPKS) dan Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMKN 1 Rejotangan akan menghadirkan 80 perusahaan bertaraf nasional untuk program rekrutmen yang akan mengambil 200 peserta didik untuk ditempatkan di 80 perusahaan bertaraf nasional, yang mana program rekrutmen tersebut akan diperebutkan oleh SMK se-Karesidenan Kediri.
Pada program rekrutmen tersebut, lanjut Hanafi, juga dilakukan psikotes dan praktik. Oleh sebab itu pihaknya menyiapkan peserta didik SMKN 1 Rejotangan untuk menjaga kesehatan. Dalam psikotes, pengaruh kondisi tubuh dan kesehatan itu sangat penting.
“Waktu tes itu mereka harus benar-benar fit, karena jika siswa itu kelelahan maka akan mempengaruhi hasil psikotes, walaupun psikotes itu kelihatannya mudah, tapi ya harus fit kondisinya,” tambahnya.
Selain mengadakan program rekrutmen PPKS/BKK, Hanafi mengatakan bahwa pihaknya juga akan melakukan pengawasan kepada peserta didik SMKN 1 Rejotangan ketika terpilih dalam program tersebut yang bertujuan untuk menjamin keselamatan bekerja bagi peserta didik SMKN 1 Rejotangan.
“Jadi, selain mencetak lulusan disiplin dan siap dengan dunia kerja, kami juga berusaha mengangkat kondisi ekonomi dengan menjamin peserta didik bekerja di perusahaan bertaraf nasional,” ujarnya.
Namun demikian Ia mengakui bahwa masih adanya kendala dalam pemilihan perusahaan pada peserta didik tersebut, salah satunya yakni persetujuan dari orang tua.
Menurutnya, restu orang tua itu penting. Oleh karena itu, SMKN 1 Rejotangan membagikan angket kepada wali murid yang sudah lulus, berisi ijin orang tua untuk anaknya dicarikan pekerjaan oleh pihak sekolah di perusahaan yang ada di Tulungagung dan sekitarnya.
“Sebetulnya banyak peluang perusahaan yang tidak ter-slot di kami, maka kami jemput bola dengan melakukan negosiasi, MoU dengan perusahaan perusahaan bahwa kami siap tenaga kerja yang bisa diberdayakan,” tuturnya.
Hanafi menandaskan, SMKN 1 Rejotangan akan memfasilitasi training perusahaan di sekolah, sehingga dari hasil training tersebut peserta didik bisa bekerja di perusahaan.
“Kita juga mengundang HRD perusahaan untuk dilakukan diklat di sekolah, sehingga perusahaan tinggal terima jadi. Itulah tugas PPKS yang merupakan program Ditjend vokasi yang telah digelontorkan dalam menanggulangi dan mengurangi angka pengangguran pada usia produktif di Indonesia,” pungkasnya. (Parno)