TULUNGAGUNG, INTENSINEWS.COM – Kawasan Geopark yang ada di Kabupaten Tulungagung telah resmi masuk sebagai wisata Geopark tingkat Nasional, maka dari itu pengembangan wisata sejarah di Tulungagung akan dihubungkan dengan pengembangan kawasan Geopark Nasional.
Secara konsep geopark adalah kawasan yang memiliki unsur geologi terkemuka, di mana masyarakat setempat juga berperan serta melindungi warisan alam tersebut.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tulungagung, Drs. Bambang Ermawan, M.Pd melalui Kabid Pengembangan Pariwisata, Yuli Murniingsih. S.Si, saat dihubungi awak media. Jumat (25/10/2024).
Dikatakannya, Geopark Tulungagung saat ini telah memasuki tahap pengajuan untuk menjadi kawasan Geopark Nasional, dan Tulungagung menjadi satu-satunya daerah yang maju ke tingkat Nasional.
“Hal ini telah menarik perhatian serta menjadi isu yang mulai diperbincangkan dari tingkat provinsi hingga nasional, ini menunjukkan bahwa fokus wisata geopark berada di Kabupaten Tulungagung,” ucapnya.
Peninggalan sejarah Tulungagung menjadi bagian integral dari Geopark dan budaya yang lebih dikenal akan menjadi destinasi wisata yang telah ditetapkan tingkat nasional. Keanekaragaman hayati masa lampau Tulungagung menjadi daya tarik bagi wisata penelitian serta wisata edukasi.
“Dengan sembilan belas lokasi potensial, telah ditetapkan sembilan lokasi yang menjadi prioritas, seperti Gunung Budeg, Jowin, Pantai Kedung Tumpang, Pantai Sanggar Ngalur, Goa Tenggar, Goa Song Gentong, Telaga Buret, Goa Wadjak, dan Sungai Niyama,” terangnya.
Yuli menambahkan, Tulungagung memasuki babak baru dalam pengembangan wisata dengan status masuk sebagai Geopark Nasional, apresiasi ini sangat wajar diberikan mengingat geopark merupakan lokasi strategis untuk pariwisata. Terlebih berwisata ke geopark memberikan banyak manfaat mulai dari wisata edukasi, alam, hingga budaya dalam satu destinasi wisata.
Pengembangan geopark sama halnya dengan mengembangkan aspek ilmu pengetahuan. Pasalnya geopark sering kali menjadi lokasi untuk penelitian geologi hingga flora dan fauna.
“ini membuka peluang baru bagi penelitian, edukasi, dan peningkatan kunjungan wisatawan ke Tulungagung yang kaya akan warisan sejarah budaya dan keindahan alamnya,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengajak kepada masyarakat khususnya warga Tulungagung untuk berkunjung ke Museum Wajakensis sebagai bagian dari upaya untuk menjaga, melestarikan dan menghormati jejak peninggalan, warisan budaya nenek moyang.
“Mari jadikan perjalanan ke Museum Wajakensis Tulungagung sebuah pengalaman wisata yang memberi inspirasi dan wawasan baru mengenai keajaiban evolusi manusia,” ucapnya.
Yuli Murniingsih berharap, dengan menapaki jejak Homo Wajakensis, pengunjung akan merasakan keajaiban warisan masa lalu, dan menemukan makna sejati dari destinasi wisata yang tak hanya membawa pesona tetapi juga memberikan pelajaran berharga untuk kita semua.
“Ayo, kunjungi Museum Wajakensis Tulungagung dan saksikan keajaiban fosil manusia purba yang menggetarkan hati,” tutupnya. (Parno)