Tulungagung,INTENSINEWS.COM –Mewaspadai masa pergantian musim kemarau ke musim hujan yang berpotensi menyebabkan munculnya suatu penyakit pada sebagian besar hewan ternak, Disnakkeswan Kabupaten Tulungagung melalui petugas – petugas di lapangan terus melakukan sosialisasi kepada para peternak, terkait pencegahan penyakit pada hewan ternak.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Tulungagung, Mulyanto, melalui Kabid Kesehatan Hewan, drh. Tutus Sumaryani, MM., saat diwawancarai sejumlah awak media di ruang kerjanya, Rabu (20/12/2023).
Menurutnya, masa pergantian musim kemarau ke musim hujan atau yang biasa disebut dengan musim pancaroba menyebabkan terjadinya kelembaban udara yang cukup tinggi, sehingga kondisi tanah dan cuaca yang kelembabannya cukup tinggi tersebut juga bisa menjadi media yang sangat cocok bagi berkembangnya virus, bakteri dan mikro organisme lainnya yang menyebabkan munculnya suatu penyakit pada sebagian besar hewan ternak.
“Musim pancaroba tersebut biasanya terjadi pada saat pergantian musim, yakni pada sekitar bulan Desember ke bulan Januari. Situasi yang demikian sebaiknya perlu diperhatikan khususnya bagi para pemilik hewan atau peternak, ” ucap Tutus.
“Hal itu dikarenakan, pergantian musim tersebut banyak hewan ternak yang berpotensi terjangkit penyakit karena daya tahan tubuhnya melemah,” terangnya.
Dikatakannya, musim pancaroba bukan hanya akan berdampak pada satu atau dua jenis hewan saja, namun hampir semua hewan – hewan berpotensi terjangkit penyakit, baik itu pada hewan ruminansia maupun hewan unggas yang biasanya disebut dengan istilah aratan akibat penyakit ND dan flu burung.
“Begitu juga pada hewan Ruminansia, biasanya penyakit yang umum terjadi yakni seperti penyakit Bovine ephemeral fever (BEF) atau demam, biasanya terjadi pada hewan sapi dan kambing,” kata Tutus.
“Bila hal ini tidak segera diatasi maka dikhawatirkan akan muncul infeksi sekunder yang menyebabkan nafsu makan hewan berkurang, lemas, bahkan bisa juga menyebabkan kelumpuhan,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan Tutus, bertumbuhnya rumput muda pada saat pergantian musim juga perlu diwaspadai bagi para peternak, karena, jika rumput muda yang tumbuh tersebut dimakan secara sembarangan, bisa mengakibatkan terjadinya gangguan pencernaan pada hewan ternak.
“Biasanya yang sering terjadi pada awal – awal musim hujan adalah kasus diare pada sapi maupun kambing. Untuk mengatasi hal itu, sebaiknya rumput muda tidak langsung diberikan pada hewan ternak, yakni dengan cara dilayukan terlebih dahulu,” tambahnya.
Sementara itu disinggung terkait kasus PMK dan LSD di kabupaten Tulungagung, menurutnya hingga saat ini termasuk sudah mereda.
Namun demikian, untuk kewaspadaan secara dini, pihaknya dari Disnakkeswan Tulungagung melalui petugas – petugas di lapangan terus melakukan sosialisasi kepada para peternak, terkait pencegahan penyakit pada hewan ternak.
“Termasuk pengawasan terhadap lalulintas hewan dari luar maupun dalam wilayah Tulungagung di pasar hewan terpadu,” pungkasnya. (Agus)