TULUNGAGUNG, INTENSINEWS.COM – Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung, KH. Imam Mawardi Ridlwan mengharapkan momen Hari Santri yang di peringati setiap tahun pada tanggal 22 Oktober menjadi momentum menghidupkan kembali semangat juang para santri.
Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri ini dikaitkan dengan sejarah resolusi jihad yang diprakarsai oleh tokoh pendiri Nahdhlatul Ulama (NU) yang sekaligus pendiri Pesantren Tebuireng Jombang Hadrotus Syaich KH. Hasyim Asy’ari bersama tokoh NU Jawa dan Madura mengadakan pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 Oktober. Hasilnya adalah resolusi jihad yang mampu membangkitkan semangat juang, semangat tempur para pemuda, kyai, masyayich dan ulama’.
Hal ini diungkapkan Pembina Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung, KH. Imam Mawardi Ridlwan dalam amanahnya saat menggelar upacara peringatan Hari Santri di halaman Pesantren Al Azhaar, Desa Kedungwaru Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Minggu (22/10/2023).
“Kontribusi besar para ulama, kiai, masyayich dan santri untuk mempertahankan kemerdekaan dengan mengamalkan isi resolusi jihad. Karena itu pemerintah mengabadikan peristiwa bersejarah pada tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai hari santri,” ungkapnya.
Dalam kegiatan tersebut, KH. Imam Mawardi Ridlwan yang juga sebagai Sekretaris IPHI Jawa Timur menyampaikan beberapa tugas yang harus ditaati para santri dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia dengan hal-hal yang positif.
“Tugas utama santri menyiapkan diri dengan tekun menimba ilmu. Dan sekaligus tidak terjerumus keburukan atau kemaksiatan, ini yang pertama. Yang kedua adalah santri harus berbakti kepada orang tua dan mengabdi pada guru. Yang ketiga santri membekali dirinya dengan leadership dan entrepreneurship,” amanah Kyai Imam.
Dalam kesempatan itu, Pesantren Al Azhaar Tulungagung mendapatkan bantuan 100 buah sarung dan 100 baju muslim dari DR. Hj. Laili Abidah, S.Ag.MM untuk diberikan para peserta khitan massal yang akan diselenggarakan 24 Desember 2023 mendatang di Zawiyah Dzikir Jama’i Bolorejo, Kauman, Tulungagung. Saat memberi sambutan, dirinya berharap anak-anak yang akan dikhitan nantinya menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya.
“Bantuan sedikit ini dimaksudkan partisipasi saya untuk Pesantren Al Azhaar Tulungagung. Saya memohon do’a restu pada Kyai Imam, Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung agar saya dapat istiqomah dan diberi kemudahan dalam ikhtiar berjuang,” harap Laili Abidah.
Yang menarik di upacara tersebut, santri yang sebagai pembawa acara menggunakan Bahasa Arab baru kemudian diterjemahkan. Sepanjang pelaksanaan upacara diiringi lagu-lagu kemerdekaan, termasuk lagu hari santri dan yalal wathon.
Usai upacara peringatan hari santri dilaksanakan proses potong tumpeng oleh Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung, KH Imam Mawardi Ridlwan di Ndalem Pesantren. Tumpeng yang telah dipotong diberikan kepada Letjend (Purn) TNI H. Agus Sutomo dari Jakarta, Mayjen TNI ( Purn ) Pujo Wahyono dari Jombang, perwakilan Koramil Kedungwaru, Sekwilcam Kedungwaru dan Kepala Desa Kedungwaru.
“Pesantren sengaja membuat tumpeng sebagai upaya mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Gusti Alloh atas perjuangan para pendahulu bangsa. Bangsa kita harus banyak bersyukur akan bersatu dan damai. Kemerdekaan Indonesia hasil pengorbanan jiwa raga dan harta kyai, masyayich dan ulama harus disyukuri. Tumpeng ini sebagai tanda kita bersyukur,” tandas Kyai Imam Mawardi.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, perwakilan Koramil Kedungwaru, Sekwilcam Kedungwaru, Perwakilan Kapolsek Kedungwaru, Kepala Desa Kedungwaru, KUA Kedungwaru, KH. Gus Jalal bersama seluruh Dewan Masyayich Pesantren Al Azhaar Tulungagung dan di ikuti peserta upacara sebanyak 1200 santri-santriwati. (Prn)